Tuhan menegur saya dengan cara sederhana

Pernah merasa tertegur dengan kejadian yang tidak kita kira sebelumnya ? yup, teguran itu terkadang bisa datang kapan saja, dimana saja dan oleh siapa saja, seperti hal nya saya beberapa hari kebelakang.

Saat itu hari sudah larut, selepas maghrib saya bergegas pulang ke rumah, motor yang saya tumpangi dengan pak suami melaju cukup cepat dan tak di sadari melindas jalanan yang berlubang cukup dalam otomatis motor pun sedikit oleng, salah satu sepatu yang saya kenakan terjun bebas ke jalan, awalnya saya ragu untuk minta berhenti ke pak suami karena melihat volume kendaraan saat itu cukup padat, dalam pikir saya “ya sudahlah toh itu sepatu lama yang telah usang, mungkin ini caranya supaya diganti dengan sepatu yang baru”, tapi setelah pak suami tahu kalau sepatu saya terjatuh, segera dia menepi dan kembali ke titik dimana sepatu itu terjatuh, dia menegur saya “itu sepatu masih layak pakai, emang cari uang itu gampang, ayo kita ambil”. Deeeeng… disitu saya merasa tertegur, dia mengingatkan saya akan nilai menghargai suatu barang, simple memang tapi kalau hal kecil saja kita nilai tidak berharga bagaimana kita bisa menghargai hal besar.

Terlepas dari si “sepatu”, ini juga hal yang membuat saya merasa tertegur. Ini cerita teman saya, kami bekerja di institusi yang sama dan lokasi rumah dengan arah yang sama (bandung coret), setiap jam pulang kerja kami selalu bertemu di travel yang sama, setelah selang beberapa bulan tidak berjumpa karena cuti melahirkan, kemarin saya bertemu di travel dan dia membawa serta bayi usia 3 bulannya itu setiap hari untuk dititipkan di day care yang letaknya tidak jauh dari kantor. Betapa tidak tertampar terkadang saya mengeluh dengan jarak tempuh kantor dan rumah yang cukup memakan waktu, seakan menjadi beban (terkadang) berat setiap hari. tapi hari itu saya benar-benar merasa tertampar, teman saya yang seorang single parent mengurus 3 buah hatinya sendirian, dan membawa serta anak bayi nya setiap hari, apa yang harus saya keluhkan jika dibandingkan dia? Sekali lagi, Tuhan menegur saya dengan caranya sendiri.

maka nikmat Tuhanmu yang manakan yang kamu dustakan (QS : Ar-rahman 13)

Tuhan telah menambah kadar keikhlasan serta rasa syukur dengan cara yang terkadang tidak saya duga, dalam kondisi yang capek terkadang emosi mengalahkan logika yang menyebabkan keluhan-keluhan itu tumbuh dengan suburnya. Terima kasih untuk pak suami yang selalu mengingatkan dan mengajarkan saya untuk selalu bersyukur dan menghargai hal-hal kecil, serta teman saya yang mengajari betapa tidak ada artinya keluhan saya selama ini. Alhamdulillahirobbilalamin.

7 thoughts on “Tuhan menegur saya dengan cara sederhana

Leave a comment