Bus & Kereta : Dulu & Sekarang

Nyaman, bersih, manusiawi…

Itulah beberapa kata yang dapat saya deskripsikan tentang moda transportasi umum di Bandung, khususnya kereta api dan bus kota. Jujur, dari dulu saya paling males-malesan pake dua alat transportasi itu, why ?  karena kurang nyaman, jauh dari kata bersih, apalagi masuk dalam kategori manusiawi, BIG NO!.

Lain dulu lain sekarang, transportasi umum mulai berbenah diri. bus yang dulu reyot ditambah asap hitam mengepul di belakang knalpot nyaris tidak kita temui lagi di jalanan. bus kota berwarna biru sekarang tampak cantik melintas di jalanan dengan tempat duduk dan pegangan tangan yang nyaman. biaya yang perlu kita keluarkan juga cukup terjangkau, (Jatinangor-Dipatiukur) cukup Rp. 7.000,00 saja, plus AC pula (adem kan..). Bagi saya, sebagai traveler (pengguna jasa mobil travel heheh..) nilai itu jauh lebih murah jika dibandingkan dengan menggunakan travel dengan jurusan yang sama (Rp. 20.000) untuk sekali jalan.

Tidak ada lagi cerita desak-desakan yang ekstrim (badan nempel sama badan depan belakang kiri kanan) di bus kota yang menyebabkan rasa kurang nyaman buat para wanita khususnya, karena bus yang sekarang jauh lebih besar dan banyak (menurut saya) jadi para pengguna memungkinkan dapat tempat duduk. pedagang asongan dan pengamen yang biasanya meramaikan laju bus kota, sekarang tidak lagi, mereka mengais rejeki hanya ketika bus ngetem di pangkalan, setelah pintu bus tertutup dan siap-siap melaju.. yuu dadah babay… mereka dengan sendirinya turun keluar.

menurut saya, dari sekian kebaikan perubahan yang terjadi, alangkah baiknya jam operasionalnya juga ditambah beberapa jam lebih malam untuk keberangkatan yang terakhir, jadi kalau pulang malam masih bisa naik bus hehhehe…

Lepas dari bus kota yang berhasil membuat saya terpana, sekarang transportasi umum lainnya yang berhasil mencuri hati saya; kereta api. Yup, kereta api sekarang jauuuuuuuuhh sekali perubahannya, sampai saya terus bertanya ke pak suami, ko bisa yah, ko bisa yah… hahaha… Dari mulai sistem ticketing, pembelian tiket sekarang lebih teratur dengan jumlah yang dibatasi, sehingga dapat terhindar dari masalah penumpukan penumpang. petugas yang lebih profesional, kawasan stasiun yang bersih dan lebih tertata, gerbong yang ber-AC, daaaan… suasana didalam kereta yang lebih manusiawi, kenapa? tidak adanya jejalan manusia di setiap penjuru kereta, tidak di pintu kereta, jendela, bahkan di atap kereta, semua itu TIDAK ADA. benar-benar bersih dari pengamen, pengemis, penjual asongan yang terkadang membuat kita kurang nyaman. bravoooo PT.KAI!

interior_baraya_geulis
sumber

sistem transportasi kita berhasil hijrah, yuuk.. akang teteh sekarang tinggal kita yang mulai hijrah dari menggunakan kendaraan pribadi ke transportasi umum, sesuai dengan slogan bus kota “AYO NAIK BUS, BIAR NGGAK BIKIN MACET”.

#salamTELOLET

12 thoughts on “Bus & Kereta : Dulu & Sekarang

    1. nanggung sih kantornya Opi heheh… bisa pake jurusan DU turun di tol moch. toha trus lanjut angkot, eeeh, tapi kan ngantor tiap hari bareng papatunk, piye moso papatunk dibiarkan nyetir olangan BAHAYA lho hahaha…

      Like

  1. Wah..jadi penasaran pengen nyobain Damri DipaUkur-Jatinangor..dulu saya pengguna setia..walopun seperti yg disebutin Eva diatas, kegencet kiri-kanan bari kekurangan oksigen, sampe kalo lagi ngantuk suka ketiduran sambil berdiri kalo bus penuh 😂
    Makasih infonya yaa…

    Like

    1. hahaha.. iya iya bener banget, akupun suka nundutan teh Tatat, tapi sok males qlo kebagian pinggirnya yg bau kelek, bukannya nundutan tapi pengen pingsan hahahha… nanti kalo pulang kampung cobain teh sama Alif ^.^

      Like

  2. aku pun pengguna bus kota dan kereta kalau ke bandung… Dan sekarang memang sudah jauh lebih menyenangkan bepergian menggunakan kendaraan umum sekalipun. Asal jangan gembol koper ransel aja… Hihihihi…

    Like

Leave a comment